PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING METHOD)

Abstrak
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya, dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya penerapan keterampilan pada setiap guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa mampu memahami dan menangkap isi dalam materi pelajaran tersebut dan siswa berhasil mewujudkan hasil belajar yang memuaskan. Permasalahan yang dikaji adalah pengertian, tujuan, manfaat, langkah-langkah, serta penerapan metode pemecah masalah dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan minat dan hasil hasil belajar siswa dengan metode tersebut. Sehingga siswa dapat mengembangkan pemikiran mereka terdahap penyelesaian masalah-masalah yang mereka hadapi
A.  PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenal pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode pembelajaran.
          Dalam kenyataan, cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.
          Metode pemecah masalah (Problem Solving) digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah. Sebagai metode pembelajaran, metode pemecah masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada siswa. Dengan metode ini, para siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja ilmiah dalam pembelajaran di sekolah.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di jelaskan nanti yaitu :
1.    Apa yang dimaksud dengan metode pemecahan masalah (problem solving method) ?
2.    Apa manfaat dan tujuan dari metode pemecahan masalah (problem solving method)?
3.    Sebutkan dan jelaskan langkah–langkah metode pemecahan masalah (problem solving method)?
4.    Apa kelebihan dan kekurangan metode pemecahan masalah (problem solving method)?
5.    Berikan contoh penerapan metode pemecahan masalah (problem solving method) pada pembelajaran Matematika !

B.  PEMBAHASAN
Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem solving Method)
          Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
          Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya.
          Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 103) bahwa: “Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan”.
          Menurut N.Sudirman (1987:146) Metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.
           Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari  metode pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu  tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
          Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut Arends (2008 : 45) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.
          Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar, artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.

Manfaat dan Tujuan dari  Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
          Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri (1983:133) metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain :
a)     Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil keputusan secara objektif dan mandiri.
b)   Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah.
c)    Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang benar–benar dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif.
d)   Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok.
          Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
1.    Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2.    Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3.    Potensi intelektual siswa meningkat.
4.    Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
Langkah – Langkah Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
          Penyelesaian masalah menurut J. Dewey dalam bukunya W. Gulo (2002:115) dapat dilakukan melalui enam tahap  yaitu:

Tahap – Tahap
Kemampuan yang diperlukan
1.    Merumuskan masalah
Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
2.     Menelaah masalah
Menggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut.
3.     Merumuskan hipotesis
Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab–akibat dan alternatif penyelesaian.
4.     Mengumpulkan dan mengelompok-kan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Kecakapan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, dan tabel.
5.    Pembuktian hipotesis 
Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung–hubung-kan dan menghitung.
Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6.     Menentukan pilihan penyelesaian
Kecakapan membuat altenatif penyele-saian kecakapan dengan memperhitung- kan akibat yang terjadi pada setiap pilihan.

          Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo 2002 : 117):
1.    Mendifinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
a)    Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya di papan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.
b)   Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan– perumusan yang kurang tepat. Akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat dipakai oleh semua. 
2.    Mendiagnosis  masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab–sebab timbulnya masalah.
3.    Merumuskan Altenatif Strategi
Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan di antara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi.
4.    Menentukan dan menerapkan Strategi
Setelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir konvergen.
5.    Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari :
1)   Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
2)   Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil) ?
          Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut:
1.    Merumuskan masalah
Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.

2.    Menelaah masalah
Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut.
3.    Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.
4.    Pembuktian hipotesis
Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul.
5.    Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
          Metode Pembelajaran problem solving ini memiliki kelebihan dan kelemahan.
Adapun kelebihan metode pembelajaran problem solving di antaranya yaitu:
1.    Dengan metode ini potensi intelektual dari dalam diri siswa akan meningkat.
2.    Dengan meningkatkan potensi intelektual dari dalam diri siswa maka akan menimbulkan motivasi intern bagi siswa.
3.    Dengan menggunakan metode ini menyebabkan materi yang telah dipelajari akan tahan lama.
4.    Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para siswa merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri.
5.    Para siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang lain.
6.    Untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya.
7.    Mengajak siswa berpikir secara rasional.
8.    Siswa aktif.
9.    Mengembangkan rasa tanggung jawab.
10.    Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
11.    Berpikir dan bertindak kreatif.
12.    Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
13.    Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
14.    Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
15.    Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
16.    Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
          Sementara kelemahan metode pembelajaran problem solving itu sendiri antara lain, yaitu :
1.    Bagi siswa yang sangat kurang pemahaman dasar matematika maka pengajaran dengan metode ini akan sangat membosankan dan menghilangkan semangat belajarnya.
2.    Bila guru tidak berhati-hati dalam memilih soal pemecahan masalah akan berubah fungsinya menjadi latihan, apabila tanpa memahami konsep yang dikandung soal-soal tersebut.
3.    Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan materi sering diabaikan.
4.    Metode ini sering kali menyulitkan mereka yang sungkan mengutarakan pendapat secara lisan.
5.    Memakan waktu lama.
6.    Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.


Contoh masalah untuk menguji kemampuan menyelesaikan masalah berkaitan dengan skala dan perbandingan.
          Contoh dari Pemecahan masalah oleh Kokom Komariah (2011 : 185) di dalam peneletiannya terhadap penerapan metode problem solving dengan model Polya untuk kelas IX, yaitu:
          Sebuah gedung direncanakan selesai dibangun selama 20 hari oleh 28 pekerja. Setelah dikerjakan 8 hari, pekerjaan dihentikan selama 4 hari. Jika kemampuan bekerja setiap orang sama dan supaya pembangunan gedung selesai tepat waktu, banyak pekerja tambahan yang diperlukan adalah …
Langkah- langkah Penyelesaian:
1.    Analisis masalah (Memahami masalah)
Berdasarkan konteks cerita, masalah termasuk perbandingan berbalik nilai.
Diketahui:
Banyak pekerja 28 orang kesanggupan waktu 20 hari.
Waktu yang sudah dilaksanakan 8 hari maka sisa waktu tinggal 20-8 = 12 hari.
Dari 12 hari sisa waktu, pekerjaan diistirahatkan selama 4 hari, maka sisa waktu yang masih tersedia adalah 12-4 = 8 hari.
Artinya yang seharusnya diselesaikan selama 12 hari lagi oleh 28 pekerja harus
diselesaikan dalam waktu 8 hari. Karena hal tersebut maka diperlukan penambahan pekerja.
2.    Rencana penyelesaian masalah
Menerapkan pola penyelesaian perbandingan berbalik nilai

3.    Melakukan perhitungan sesuai yang direncanakan
Misal banyak pekerja yang diharapkan adalah x
 
Penyelesaian soal dilanjutkan dengan mengaitkan pada materi sistem persamaan linier satu variable dalam bentuk pecahan.
Siswa diarahkan untuk berpikir logis,
Fokus masalah: menentukan berapa nilai x (satu x)
Ruas kiri dan ruas kanan dikalikan dengan 28, sehingga diperoleh:
 
Artinya pekerjaan akan selesai tepat waktu jika dikerjakan oleh 42 orang pekerja.
Kesimpulan: Dengan demikian diperlukan penambahan pekerja sebanyak                       42 orang – 28 orang =14 0rang.
4. Looking back (Melihat kembali)
Proses konfirmasi dengan mensubtitusikan 14 terhadap x pada persamaan
 

Contoh masalah untuk menguji kemampuan menyelesaikan masalah berkaitan dengan jual-beli dan perbankan atau koperasi.
          Sebuah pedagang menjual jam tangan dengan harga Rp. 660.000,00. Pedagang tersebut mendapat untung 32%. Harga pembelian jam tangan tersebut adalah…..
Langkah- langkah Penyelesaian:
1.    Analisis masalah (Memahami masalah)
Diketahui: Harga jual = Rp. 660.000,00.
                       Besar keuntungan = 32%.
     Ditanyakan: Harga beli ?
2.    Rencana penyelesaian masalah
Landasan :
Definisi: besar keuntungan adalah persentase keuntungan dikali harga pembelian
Konsep “untung”, adalah Harga jual > harga beli
maka masalah dirumuskan dengan: Harga jual = harga beli + keuntungan


3.    Melakukan perhitungan sesuai yang direncanakan
Misal harga beli = b dan harga jual = j
Maka: Harga jual = harga beli + keuntungan
 
4. Looking back (Melihat kembali)
Mengkonfirmasi kebenaran penyelesaian dengan dua konsep tentang keuntungan.
Harga beli = Rp. 500.000,00
Harga jual = Rp. 660.000,00
Konsep 1
Besar keuntungan       = Harga jual – Harga beli
                                    = Rp. 660.000,00  - Rp. 500.000,00
                                    = Rp. 160.000,00
Konfirmasi dengan konsep 2
Besar keuntungan       = Presentasi keuntungan x harga beli
Besar keuntungan       = 32% x Rp. 500.000,00 = Rp. 160.000,00
Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa harga beli jam tangan adalah Rp. 160.000,00.

C.  PENUTUP
Metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.
          Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai.           Berdasarkan pendapat para ahli, langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving yaitu: Merumuskan masalah, menelaah masalah, menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis, pembuktian hipotesis, menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan.
          Metode pemecah masalah juga memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penerapan pada proses pembelajaran untuk siswa, sama hal nya dengan metode-metode lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. (2008) . Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. (Edisi Ketujuh/ Buku Dua). Terjemahan Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Dhajiri, Ahmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VTC.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Grasindo)
Kokom Momariah, Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Siswa Kelas IX J di SMPN 3 Cimahi. (Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negri Yogyakarta, 14 Mei 2011.
Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Grafindo)
Sudirman,dkk.(1987.) Ilmu Pendidikan. (Bandung: Remadja Karya).
Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain .(2006) Strategi Belajar Mengajar,  (Jakarta : Rineka Cipta).

, Banjarmasin, 23 Obtober 2016.

Komentar

  1. d contoh yang kedua itu apakah benar ya, hasilmnya kok malah keuntungan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

11 pertanyaan dan jawaban tugas ilmu pendidikan

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN "BATAS-BATAS PENDIDIKAN"

Makalah Kenakalan Anak SD