PENDEKATAN FORMAL DAN INFORMAL
ABSTRAK
Dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik seorang guru
harus mempunyai konsep pendekatan agar pesan atau materi yang diajarkan
tersampaikan kepada peserta didik. Seain itu pendekatan materil yang dilakukan
yaitu pendekatan pembelajaran Matematika di mana dalam menyajikan konsep
matematika melalui konsep matematika lain yang telah dimiliki siswa. Mendengar
kata formal dan informal kita sudah dapat mengartikan bahwa formal ialah secara
resmi dan informal tidak secara resmi dengan artian dalam pendekatan
pembelajaran matematika secara singkat pendekatan formal ialah bersifat
matematis, melalui jalur-jalur logis, sistematis dan menggunakan kaidah
aksiomatis (definisi, aksioma dan teorema) sedangkan pendekatan pembelajaran
informal ialah tidak menurut aturan resmi dalam prosedur matematis.
A.
PENDAHULUAN
Dalam konteks pendidikan formal, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang pokok. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses
interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru merupakan faktor dominan dan paling bertanggung
jawab atas terselenggaranya proses belajar mengajar yang efekif. Maka dari itu
guru sebagai pendidik harus mengajarkan ilmu yang dimiliki dengan pendekatan
dan metode pengajaran yang tepat.
Seperti dalam pengajaran matematika, diperoleh adanya perbedaan
antara cara pembahasan program pengajaran matematika tradisional dengan cara
pembahasan program pengajaran matematika modern. Sebelum ada program pengajaran
matematika dengan metode-metode yang sekarang ini atau sering disebut metode
modern, pelajaran matematika SLTP dan SMA digunakan metode pendekatan formal. Seperti
yang diajarkan oleh Euchid dua ribu tahun yang lalu di Yunani. Cara pendekatan
deduktif formal sesuai dengan sistem Euchid gunakan. Sedangkan pendekatan yang
sekarang ini sering digunakan disebut dengan pendekatan informal. Pendekatan
informal lebih cepat daripada cara formal. Pendekatan informal lebih sering
digunakan karena mungkin lebih modern dan cara penggunaannya lebih cepat
daripada cara formal. Pendekatan ini tidak memerlukan pembuktian seperti cara
formal.
Untuk mengetahui cara pendekatan formal dan pendekatan informal
dalam mengajar matematika maka harus mengetahui dan mempelajari apa yang
dimaksud dengan pendekatan formal dan informal serta bagaimana menerapkannya
dalam menyelesaikan masalah berwujud soal.
B.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang dapat memperjelas
arah yang ditetapkan sering kali juga disebut kebijakan guru atau pengajar agar
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pendekatan yang dilakukan guru yaitu untuk
mempermudah pemahaman siswa atas materi pelajaran yang diberikannya dengan
berbeda penekanannya. Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai cara yang
ditempuh oleh guru dalam melakukan pembelajaran yang direncanakan agar siswa
memahami konsep yang sedang dipelajarinya.
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep atau
prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang pelaksanaannya memerlukan satu atau lebih metode
pembelajaran. Sementara itu, metode pembelajaran adalah cara yang dapat
digunakan untuk membelajarkan suatu bahan pelajaran yang pelaksanaannya
memerlukan satu atau beberapa teknik. Teknik pembelajaran adalah cara yang
sistematis melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk melaksanakannya diperlukan
keahlian dan bakat tertentu misalnya teknik menjelaskan teknik bertanya, teknik
memecahkan suatu masalah.[1]
Ketika kita menggunakan misalkan pendekatan spiral dalam
pembelajaran matematika, berarti kita menyajikan misalkan materi himpunan itu
makn tinggi tingkatan satuan pendidikan yang ada, makin dalam ilustrasi
pemahamannya yang diberikan. Mengajar himpunan bagi siswa SD terbatas pada
pengenalan benda-benda yang ada di sekitarnya sejalan dengan kosakata
pengertian mereka terhadap benda yang dilihatnya, misalkan himpunan alat-alat
tulis yang dipakai disekolah dasar seperti pensil, penggaris, ballpoint,
tipe-X, penghapus karet, pensil berwarna, dan lain-lain. Bila kita mengajarkan
himpunan untuk tingkat yang lebih tinggi, misalkan SMP atauyang sederajat maka
alat tulis yang dipakainya lebih banyak macam dan ragamnya, seperti jangka,
pulpen, stabilo dan lain-lain.
Pendidikan matematika berkembang dengan pesatnya akibat dari
penemuan pendekatan yang terbaik dalam pembelajaran matematika. Perkembangan
pendekatan pembelajaran matematika itu dipicu oleh adanya sederetan masalah
pada siswa yang berkenaan dengan prestasi belajarnya. Penemuan solusi masalah
dari aspek ini memungkinkan adanya beberapa pendekatan yang dilakukan para akar
pendidikan matematika.
Secara garis besar ada dua pendekatan dalam pembelajaran matematika
yaitu pendekatan materi dan pendekatan pembelajaran. Pendekatan dalam
matematika menurut Erman Suherman dkk
(2003:6) ada dua cara yaitu pendekatan metodologik/instructional approach
berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam
struktur kognitifnya sesuai dengan cara guru menyajikannya (intuitif, induktif,
deduktif, tematik, realistic) dan pendekatan material/material approach yaitu
penyajian konsep yang lain. Bila guru menyajikan materi dengan pendekatan
induktif dimulai dengan contoh-contoh kemudian bersama-sama menyimpulkan konsep
matematika yang diajarkan itu, disini siswa menerima dan memasukkan pendekatan
yang dilakukan guru itu didalam potensi kognitifnya. Contoh lain yang lebih
konkret ketika guru mengajarkan konsep operasi penjumlahan dengan mengikutserta
siswa menggunakan pendekatan realistic matematika dimana ada transaksi jual
beli dengan peran siswa didalamnya. Pada pendekatan material misalkan guru menjelaskan
tentang deret aritmatika menggunakan konsep bilangan bulat, bilangan prima dan
sebagainya, yakni menerangkan konsep deret menggunakan konsep bilangan.[2]
Makna pendekatan materi adalah pembelajaran suatu pokok bahasan
matematika tertentu menggunakan materi matematika yang lain. Misalkan kita
ingin menjelaskan topik atau subtopik kesebangunan dan kongruen bangun
geometri, maka dalam penjelasannya di sini digunakan tranformasi geometri, maka
dalam penjelasannya di sini digunakan transfrmasi geometri. Atau contoh yang
lain dalam menentukan nilai suatu variabel digunakan konsep determinan.
Pendekatan materi meliputi pendekatan spiral, pendekatan deduktif,
pendekatan induktif, pendekatan intuitif, pendekatan formal, pendekatan
informal, pendekatan analitik dan pendekatan sintetik.
Jenis pendekatan yang lain seperti pendekatan konstruktivisme dan
pendekatan penemuan terbimbing.
Namun disini saya akan membahas tentang pendekatan formal dan
informal beserta contoh-contohnya dalam menyelesaikan atau memecahkan soal matematika.
1.
Pendekatan Formal
Pengajaran matematika pada umumnya dengan sistem formal, yakni
sistem deduktif formal yang disusun atas unsur-unsur yang tidak didefinisikan
aksioma, definisi dan teorema atau dalil yang telah dibuktikan kebenarannya. Pembelajaran
matematika dengan pendekatan formal artinya pembelajaran yang dimulai dengan
atau dari pengenalan unsur yang didefinisikan atau dalil yang dibuktikan
kebenarannya dengan menggunakan aksioma definisi dan teorema yang sudah
dibuktikan sebelumnya, kemudian diikuti dengan penggunaan aksioma definisi dan
teorema atau dalil untuk menyelesaikan masalah. Pendekatan ini akan menuntut
siswa untuk melakukan proses berfikir logis, terurut dan dengan disiplin secara
ketat, oleh karena itu pendekatan ini sangat sesuai bagi siswa-siswa pada
jenjang pendidikan tingkat atas. Dengan kemampuan di atas rata-rata. bagi siswa
pada tingkat rendah pada umumnya mereka belum mencapai tahap berfikir abstrak
dan formal.[3]
Lebih singkat, pendekatan formal adalah suatu pendekatan yang
dilakukan dengan cara membuat logika yang disusun secara sistematis terlebih
dahulu. Sebelum adanya program pengajaran matematika modern, geometri diajarkan
di SMP dan SMA secara deduktif formal. Pengajarannya mirip dengan apa yang
diajarkan oleh Euclid dua ribu tahun yang lalu di Yunani. Cara deduktif itu
sesuai dengan sistemnya. Suatu sistem formal dengan unsur-unsur atau
istilah-istilah yang tidak didefinisikan, kemudian dibuat definisi-definisi
mengenai unsur-unsur atau istilah-istilah itu dan ditetapkan sejumlah anggapan
dasar atau aksioma yang merupakan pernyataan-pernyataan mengenai unsur-unsur
tersebut. Fakta-fakta atau dalil-dalil dalam sistem ini menyusul sebagai
konsekuensi logis dengan penalaran deduktif. hubungan dalam sistem itu dapat
digambarkan sebagai berikut:
Banyak sifat dalil yang diturunkan, hal ini harus dibuktikan
kebenarannya. Jika sudah terbukti benar, maka dalil atau sifat itu berlaku
secara umum dalam sistemnya. Dalam sistem ini tidak aka nada kontradiksi,
sehingga matematika biasa disebut ilmu deduktif.
Contoh untuk pendekatan formal pada pembuktian:
Jika
buktikan 
Untuk
pembuktian ini kita berpegang pada teorema matematika teorema yang berlaku dengan
bilangan.
ü Teorema 1 :
Penjumlahan bilangan asli tertutup pada himpunan bilangan.
ü Teorema 2 :
Penjumlahan bilangan Asli bersifat komulatif
ü Teorema 3 :
Penjumlahan bilangan Asli bersifat asosiatif
ü Teorema 4: Penjumlahan
bilangan Asli bersifat menghapus; untuk setiap bilangan asli p, q, r apabila
, maka 
ü Teorema 5 :
Untuk setiap bilangan asli p, q, r apabila
maka 
Dari soal diatas kita dapat menuliskan:

Menurut teorema
jadi jika
, maka
adalah benar.
a.
Penerapan Pendekatan Formal dalam Mencari Rumus Luas Bola
Sebelum
menjelaskan rumus luas dari suatu bola, perlu dikenalkan terlebih dahulu bentuk
dari suatu bola. Definisi Bola: “bola adalah himpunan titik-titik yang jaraknya
terhadap titik tertentu (pusat) adalah sama”. Permukaan bola atau titik disebut
juga bidang bola. Ruas garis yang berawal dari bidang bola melalui pusat bola
dan berakhir pada bidang bola disebut garis tengah bola atau diameter bola.[4]
Bola yang
berbentuk bulat tentu juga memiliki luas sisi bola yang sangat ditentukan oleh
besar kecilnya jari-jari bola. Semakin besar jari-jari bola maka semakin luas
pula sisi bola. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil jari-jari bola kecil maka
semakin sempit sisi bola tersebut.[5]
Bola adalah
bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung/kulit bola. Dalam
kehidupan sehari-hari sering ditemui benda-benda yang memiliki bentuk berupa
bola. Dengan ciri-ciri hanya mempunyai 1 bdang sisi, tidak mempunyai sudut dan
tidak mempunyai rusuk. Berikut ini diberikan contoh pembelajaran dengan
pendekatan formal: dalam membuktikan rumus luas selimut bola dapat dilakukan
dengan cara berikut yaitu merubah ke persegi panjang.[6]
·
Sediakan sebuah bola dengan ukuran sedang, misalnya bola sepak,
benang kasur , karton, penggaris dan pulpen.
·
Ukurlah keliling bola tersebut menggunakan benang kasur
·
Lilitkan benang kasur pada permukaan setengah bola sampai penuh.
·
Buatlah persegi panjang dari kertas karton dengan ukuran sama
panjang dengan keliling bola dan lebar sama diameter bola.
·
Lilitkan benang yang tadi dignakan untuk melilit permukaan setengah
bola pada persegi panjang yang kamu buat tadi. Lilitkan sampai habis
·
Jika kamu melakukan dengan benar, tampak bahwa benang dapat
menutupi persegi panjang selebar jari-jari bola
·
Hitungah luas persegi panjang yang telah ditutupi benang. Dapatkah
kamu menemukan hubungannya dengan luas permukaan setengah bola
Jelaslah bahwa luas setengah
permukaan bola sama dengan luas persegi panjang.
Luas pemukaan setengah bola = luas
persegi panjang

Sehingga luas pemukaan bola = 2 kali
luas permukaan setengah bola
2.
Pendekatan Informal
Pendekatan informal merupakan penyimpangan dari pendekatan formal.
Dalam pendekatan ini teorema-teorema atau rumus-rumus matematika diberikan
kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah tanpa menurunkan atau
membuktikan terlebih dahulu.[7]
Pendekatan informal merupakann kebalikkan dari pendekatan formal.
Jika pembahasan suatu bagian dari sistem formal. Sebagai contoh, misalnya
seorang guru ingin mengenalkan suatu rumus dan menggunakannya untuk
menyelesaikannya soal-soal tanpa menurunkannya atau membuktikannya terlebih
dahulu kebenarannya.[8]
Pendekatan informal lebih menekankan mengenai aplikasi atau
penggunaan suatu rumus kedalam suatu soal tanpa membuktikan kebenaran rumus
tersebut atau dari mana rumus tersebut berasal, dimana hal ini bertentangan
dengan aturan yang harus ditempuh dalam suatu sistem formal.
Contoh soal mencari akar-akar bersamaan kuadrat:
Kalau
mencari dengan pendekatan formal dilakukan dengan faktorisasi dan rumus faktorisasi
telah diterangkan guru buktinya kepada siswa. Jadi ada pembuktian penurunan
rumus. Kalau diberikan guru rumus abc untuk mencari akar persamaan kuadrat itu
tanpa mereka tahu dari mana asal rumus abc itu maka ini dikatakan penyelesaian
soal dengan pendekatan informal.
Penyelesain:
Jadi akar-akar persamaan kuadrat itu adalah
Menggunakan rumus abc

Masukkan nilai itu ke dalam rumus, diperoleh akar-akarnya
a). Penerapan
Pendekatan Informal Dalam Mencari Luas Permukaan Bola
Sebagai contoh, misalnya mengenalkan suatu
rumus dan menggunakannya untuk menyelesaikan soal-soal tanpa menurunkannya atau
membuktikan terlebih dulu kebenarannya.
Karena
rumus-rumusnya secara langsung diberikan oleh guru yaitu rumus Luas permukaan
bola :
Sebuah bola yang berjari-jari R memiliki luas
permukaan L= 4πR2
Contoh Soal :
Berapa luas bola, jika diketahui jari-jari bola
adalah 7 cm ?[9]
Jawab :
Diketahui jari jari bola = 7 cm ; π = =
3,14
Luas = 4 π r 2
= 4 x 3,14 x (7cm)2
= 615,44 cm2
C.
PENUTUP
Pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang dapat memperjelas
arah yang ditetapkan sering kali juga disebut kebijakan guru atau pengajar agar
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pendekatan yang dilakukan guru yaitu untuk
mempermudah pemahaman siswa atas materi pelajaran yang diberikannya dengan
berbeda penekanannya.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan formal artinya
pembelajaran yang dimulai dengan atau dari pengenalan unsur yang tidak
didefinisikan atau dalil yang dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan
aksioma definisi dan teorema yang sudah dibuktikan sebelumnya, kemudian diikuti
dengan penggunaan aksioma definisi dan teorema atau dalil untuk menyelesaikan
masalah.
Pendekatan informal merupakann kebalikkan dari pendekatan formal.
Jika pembahasan suatu bagian dari sistem formal. Sebagai contoh, misalnya
seorang guru ingin mengenalkan suatu rumus dan menggunakannya untuk
menyelesaikannya soal-soal tanpa menurunkannya atau membuktikannya terlebih
dahulu kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Ali.
2014. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT
Grafindo Persada
Ismunamto. 2011.
Ensiklopedia Matematika 7, Jakarta: PT Ikrar mandiriabadi
http:///D:/PENDEKATAN%20FORMAL%20DAN%20INFORMAL%20DALAM%20PEMBELAJARAN%20MATEMATIKA%20_.html
diakses pada tanggal 20 september 2016
http:///D:/Pendekatan%20Formal%20dan%20Informal%20_%20azidafbudiarto.html
diakses pada tanggal 20 september 2016
http://marianoflena.blogspot.com/2012/01/pendekatan-informal-dan-formal-sbm.html?m=1
diakses pada tanggal 27 september 2016
[1] Ali
Hamzah. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.(PT Raja
Grafindo Persada),hal 231
[2]
Ibid, hal 232
[3]
Ibid, hal 235
[4]
http://marianoflena.blogspot.com/2012/01/pendekatan
-informal-dan-formal-sbm.html?m=1 diakses pada tanggal 27 september 2016
[5]
Ismunamto, Ensiklopedia Matematika 7 (PT Ikrar Mandiriabadi) hal 27
[6]
file:///D:/Pendekatan%20Formal%20dan%20Informal%20_%20azidafbudiarto.html
diakses pada tanggal 20 september 2016
[7] Ali
Hamzah, Op.cit., hal 235
[8]
file:///D:/Pendekatan%20Formal%20dan%20Informal%20_%20azidafbudiarto.html
diakses pada tanggal 20 september 2016
[9]
file:///D:/PENDEKATAN%20FORMAL%20DAN%20INFORMAL%20DALAM%20PEMBELAJARAN%20MATEMATIKA%20_.html
diakses pada tanggal 20 september 2016
Komentar
Posting Komentar