Overlord Chapter 1 | Akhir dan Permulaan – Bagian 2
-Akhir dan Permulaan - Bagian 2-
Momonga meninggalkan ruangan meja
bundar.
Setiap anggota guild yang mengenakan
cincin guild akan secara otomatis log in ke ruangan ini kecuali saat terdapat
keadaan khusus. Ketika ada anggota lain yang datang, mereka pasti akan muncul
di sini. Namun, Momonga mengerti jika tidak ada anggota lainnya yang bakal
datang. Selama saat – saat terakhir dari “Great Underground Tomb of Nazarick”,
hanya Momonga yang tersisa.
Menahan gejolak emosinya, Momonga
memasuki koridor yang luas dalam diam. Sebuah tempat penuh keagungan dan
kemegahan, mengingatkan akan sebuah kastil raksasa berbalut marmer.
Tergantung di langit – langit yang
tinggi, terdapat banyak kandelar (tempat lilin) yang memancarkan cahaya hangat
dan lembut. Lantai koridor yang halus memantulkan cahaya dari kandelar
tersebut, bersinar indah layaknya sebuah mosaik bintang – bintang. Jika pintu
yang berada di sepanjang koridor itu dibuka, perabotan mewah yang ada di
dalamnya akan membuat takjub setiap mata yang melihat.
Saat para pemain yang telah mendengar
nama Nazarick datang ke sini, mereka pasti akan sangat terkejut karena
pemandangan indah seperti ini, dapat terlihat di tempat yang terkenal akan
keburukannya.
Selama ini, dalam sejarah server, “Great
Underground Tomb of Nazarick” mampu mengatasi serangan besar – besaran yang
dilakukan oleh para pemain lainnya. Sebuah aliansi dari delapan guild, gabungan
beberapa serikat, para pemain bayaran dan NPC bayaran, dengan total sekitar
seribu lima ratus orang, pernah mencoba menyerang tempat ini namun semuanya
dimusnahkan. Hal ini telah membuat Nazarick menjadi tempat yang melegenda.
“Great Underground Tomb of Nazarick”
sebenarnya hanya memiliki 6 lantai, tapi setelah diduduki Ainz Ooal Gown dan
mengalami rekontruksi besar – besaran. Saat ini tempat itu telah berubah
menjadi 10 lantai, dimana tiap lantainya memiliki karakteristik tersendiri.
Lantai 1~3 — Catacombs (Kuburan Bawah
Tanah),
Lantai 4 — Underground Lake (Danau Bawah
Tanah),
Lantai 5 — Glacier (Gletser atau Sungai
Es),
Lantai 6 — Jungle (Hutan Rimba),
Lantai 7 — Underground Volcano (Gunung
Berapi Bawah Tanah),
Lantai 8 — Wilderness (Hutan Belantara),
Lantai 9 — Royal Suite (Ruangan Para
Pemimpin),
Lantai 10 — Throne Room (Ruangan
Singgasana).
Dua lantai terakhir merupakan basis dari
Ainz Ooal Gown, salah satu dari 10 guild peringkat teratas di Yggdrasil.
Langkah kaki Momonga bergema di
sepanjang jalan lantai 9, diikuti suara pelan dari staffnya. Setelah beberapa
kali berbelok di sudut lorong – lorong yang lebar, dari kejauhan Momonga
melihat seorang wanita bergerak ke arahnya.
Dia mempunyai rambut pirang yang indah
sepanjang bahu dan bentuk tubuh yang bagus.
Mengenakan pakaian maid, yang terdiri
dari apron besar dan rok panjang. Tingginya sekitar 170 centimeter. Memiliki
tubuh yang langsing dengan dada yang besar seakan pakaiannya tidak sanggup
untuk menutupinya. Secara keseluruhan, hal itu memberikan kesan yang baik dan
elegan.
Saat keduanya mendekati satu sama lain,
sang maid melangkah ke samping dan membungkuk dalam pada Momonga. Sebagai
respon, Momonga sedikit mengangkat tangannya.
Ekspresi dari maid itu tidak berubah;
wajahnya tidak tersenyum sama persis seperti sebelumnya. Yggdrasil tidak bisa
menunjukkan perubahan ekspresi wajah. Namun, terdapat perbedaan antara tidak
berubahnya ekspresi dari para pemain dan maid ini. Dia adalah seorang Non-Player
Character (NPC). Di dalam game, artificial intelligence seperti mereka hanya
bergerak berdasarkan program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, sama hal
nya dengan boneka, bahkan saat mereka membungkuk kepada Momonga, hal itu
hanyalah sebuah program yang telah diset sebelumnya.
Respon Momonga sebelumnya dapat dilihat
sebagai kesia – siaan, tapi dia mempunyai alasan mengapa tidak memperlakukan
mereka dengan tidak hormat.
Semua 41 maid NPC yang ada di “Great
Underground Tomb of Nazarick” dibuat berdasarkan illustrasi yang berbeda – beda
oleh anggota guild, entah itu dari karya seni ataupun artis serial manga di
majalah manga bulanan.
Momonga tak hanya menatap penampilan
dari sang maid, tapi juga pakaian rumit yang dia kenakan. Terutama, bordir
indah yang ada pada apron yang dia pakai. Keindahannya telah menjadi sebuah
subjek kekaguman.
Karena hal itu dibuat oleh seseorang
yang sering membual jika “senjata terbaik dari seorang maid adalah seragamnya”,
tak mengherankan jika tingkat detail dari pakaian itu jauh melampaui normal.
Momonga tidak bisa menghindari perasaan nostalgia saat mengingat anggota guild
yang bertanggung jawab mengurus penampilan maid itu, dan mulai berteriak –
teriak tentang tugas yang harus dia selesaikan.
“Ah… Benar. Selama ini, dia selalu mengatakan
hal – hal seperti “Seragam maid adalah keadilan!”… Ngomong – ngomong, heroine
dari manga yang sedang dia gambar juga merupakan seorang maid. Apakah kau masih
membuat para asistenmu menangis karena perhatianmu yang berlebihan pada detail,
Whitebrim-san?”
Lalu pada program perilaku, dibuat oleh
Meromero-san dan lima programmer lainnya.
Dengan kata lain, maid ini diciptakan
dari kerja keras dan upaya para anggota guild di masa lalu, jadi mengabaikannya
merupakan hal yang tak ingin dia lakukan, seperti Staff of Ainz Ooal Gown, dia
juga merupakan bagian dari kenangannya yang berharga.
Saat Momonga memikirkan hal itu semua,
maid tersebut memiringkan kepalanya seakan bertanya ‘ada apa?’. Jika ada
seseorang yang berdiri di dekatnya selama waktu tertentu, maid tersebut secara
otomatis akan membuat postur seperti ini. Mengingat kembali, Momonga juga kagum
dengan kecermatan Meromero terhadap detail. Seharusnya ada beberapa sikap
tersembunyi yang telah diprogram sebelumnya. Meskipun dia ingin melihat itu
semua, tidak ada banyak waktu yang tersisa.
Momonga melihat jam hologram bulat di
pergelangan tangan kirinya dan mengkonfirmasi waktu saat ini.
Memang, tidak ada waktu lagi untuk disia
– siakan.
“Terima kasih atas kerja kerasmu.”
Dengan emosi campur aduk Momonga
mengatakan kalimat itu dan berjalan melewati maid. Tentu saja, maid tersebut
tak menanggapinya. Namun demikian, Momonga tetap memberikan pesan perpisahan
karena ini adalah hari terakhir.
Meninggalkan maid itu di belakang,
Momonga kembali melangkah.
Tak berapa lama, sebuah tangga raksasa
dengan karpet mewah berwarna merah di bagian tengahnya muncul di hadapan
Momonga. Dengan perlahan, dia menuruni anak tangga itu dan mencapai lantai
sepuluh — Lantai paling bawah dari Great Underground Tomb of Nazarick.
Tempat dimana dia sampai sangatlah luas,
lobi terbuka dengan beberapa pelayan yang menunggunya.
Pelayan pertama yang menarik
perhatiannya adalah seorang butler tua yang terlihat berwibawa mengenakan
seragam pelayannya.
Rambutnya putih keseluruhan, berwarna
sama dengan jenggotnya yang tertata rapi. Tapi punggung pria tua itu tegap
layaknya subuah anak panah dan kuat seperti sebuah pedang baja. Banyak kerutan
di wajahnya membuatnya terlihat memiliki penampilan yang lembut, namun matanya
setajam elang yang telah menemukan mangsanya.
Mengikuti di belakang sang butler adalah
enam sosok maid. Tetapi, equipment mereka berbeda jauh dibandingkan maid yang
ditemui Momonga sebelumnya.
Tangan dan kaki mereka tertutup oleh
sarung tangan dan pelindung kaki yang dihiasi emas, perak dan logam hitam.
Mengenakan armor dengan motif seragam maid, mereka juga memakai tutup kepala
berwarna putih. Setiap maid memegang berbagai jenis senjata, mengindikasikan
jika mereka adalah seorang maid petarung.
Gaya rambut mereka juga berbeda satu
sama lain; bersanggul, ekor kuda, lurus, berkepang, ikal, dan French twist.
Tapi satu hal yang menjadi kesamaan mereka semua, yakni fakta jika para maid
itu sangatlah cantik.
Sebagai tambahan, mereka mempunyai
kepribadian yang berbeda pula seperti genit, sporty, tradisional dan berbagai
kepribadian lainnya.
Meskipun mereka NPC , para desaigner mereka
telah membuat mereka semua dengan penampilan dan kepribadian yang lucu dan
unik, tujuan utama mereka tetaplah mengalahkan para penyusup yang masuk ke
tempat ini.
Di Yggdrasil, guild – guild yang
mempunyai basis yang setara dengan sebuah kastil atau lebih akan diberikan
keuntungan khusus.
Salah satunya adalah adanya NPC yang
menjaga basis mereka.
Monster undead yang ada di “Great
Underground Tomb of Nazarick” termasuk dalam kategori ini. Mereka dinamakan
‘spawn NPCs’ yaitu para monster level 30 yang akan respawn secara otomatis
tanpa harus mengeluarkan biaya apapun setelah periode waktu tertentu, tetapi
karena tidak dimungkinkan mengganti penampilan serta program AI-nya, mereka
tidak menimbulkan banyak ancaman terhadap para pemain yang menyusup.
Di sisi lain, terdapat keuntungan khusus
lainnya yakni dapat membuat original NPC sendiri. Ketika sebuah guild bisa
mengambil alih basis guild lainnya yang setingkat castle-level, mereka bisa
membuat NPC dengan level kolektif maksimum 700. Karena level tertinggi adalah
100, sebagai contoh kamu bisa membuat lima NPC level 100 dan empat NPC berlevel
50.
Saat membuat sebuah original NPC, selain
penampilan dan program AI, dimungkinkan juga untuk mengganti armor dan senjata
yang mereka pakai. Hal ini membuat sebuah guild bisa menciptakan NPC yang jauh
lebih kuat untuk menjaga lokasi – lokasi yang dianggap penting.
Namun bisa juga membuat para NPC tanpa
keinginan bertarung di dalam pikiran mereka. Guild lainnya yang juga telah
menduduki sebuah kastil, Great Cat Kingdom, telah merubah semua NPC mereka
menjadi kucing atau makhluk lain sejenisnya. Hal ini bisa dikatakan jika guild
diberi kebebasan ekslusif untuk membuat gambaran dan suasana dari kastil yang
mereka kuasai.
“Hmm.”
Melihat ke arah butler dan maid yang
membungkuk kepadanya, dia mengelus dagunya sebentar. Karena selalu menggunakan
teleport untuk pindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Momonga sangat
jarang sekali datang ke sini, melihat mereka membuatnya kembali merasakan
perasaan nostalgia.
Tangan Momonga mengoperasikan konsol,
membuka sebuah halaman yang hanya bisa diakses anggota guild dan mengaktifkan
salah satu option. Saat dia melakukan hal itu, nama – nama dari setiap pelayan
muncul di atas kepala mereka.
“Ah, jadi itu namanya.”
Momonga sudah lupa dengan nama ini. Dia
lalu membuat senyuman pahit saat mengingat perselisihan dirinya bersama dengan
sahabat – sahabatnya hanya untuk memutuskan nama dari NPC ini.
Sebastian, sang butler, yang juga
menjabat sebagai kepala pelayan.
Keenam maid yang ada di sampingnya
berada di bawah perintah langsung Sebastian; unit maid pertarung yang disebut
‘Pleiades’. Selain mereka, Sebastian juga memiliki beberapa pelayan laki – laki
dan asisten butler di bawah pengawasannya.
Text log yang dilihatnya mempunyai
pengaturan detail lebih rinci, tapi Momonga tidak dalam mood untuk melihat itu
semua. Hanya sedikit waktu tersisa sebelum server game dimatikan, dan dia ingin
duduk di suatu tempat.
Semua NPC (termasuk para maid) memiliki
detail yang kompleks karena banyak anggota guild yang menyukai pengaturan yang
rumit. Berkat hasil yang diberikan dari banyak ilustrator, desaigner grafis dan
programmer di Ainz Ooal Gown, mereka mampu membuat hal itu semua.
Awalnya, Sebastian dan para maid
merupakan pertahanan terakhir untuk melawan para penyusup. Namun, karena mereka
tidak mungkin mampu menghadapi para pemain yang berhasil sampai sejauh ini,
tujuan asli mereka hanyalah untuk mengulur waktu. Tetapi karena sampai saat ini
tidak ada pemain yang mampu sampai ke titik ini, mereka tidak pernah
mendapatkan perintah dan hanya menunggu tanpa henti di tempat ini.
Mencengkeram erat staffnya, Momonga
merasa kasihan pada para NPC ini, meskipun hal itu merupakan sebuah pemikiran
bodoh. NPC hanyalah sekumpulan data dan alasan mereka memiliki emosi adalah
karena AI mereka diprogram dengan sangat baik.
Namun—
“Sebagai guildmaster, sudah waktunya aku
mulai memerintah para NPC.”
Sementara mengejek dirinya sendiri
karena telah mengeluarkan kata – kata penuh kesombongan itu. Momonga memberikan
perintah:
“Ikuti aku.”
Sebastian dan para maid membungkuk penuh
hormat, menunjukkan jika mereka menerima perintah.
Tindakan memindahkan mereka dari tempat
ini berarti mengabaikan apa yang telah anggota guild lainnya tetapkan. Ainz
Ooal Gown adalah sebuah guild yang lebih menekankan pada suara mayoritas.
Dilarang bagi satu orang untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan apa
yang telah mereka tentukan bersama.
Tetapi hari ini dimana semuanya akan
berakhir. Momonga percaya jika teman – temannya akan memaafkan apapun yang dia
lakukan saat ini.
Merenungkan hal – hal seperti itu,
Momonga berjalan diikuti beberapa langkah kaki di belakangnya.
Akhirnya mereka tiba di aula berbentuk
kubah besar. Sebuah kristal besar empat warna tergantung di langit – langit dan
memancarkan cahaya putih. Terdapat tujuh puluh dua ruang kecil di dalam
dinding, yang sebagian besar dari mereka diisi oleh patung – patung.
Setiap patung meniru sosok dari Setan
(Devil), dan semuanya berjumlah enam puluh tujuh.
Ruangan ini diberi nama ‘Lesser Key of
Solomon’, yang juga dikenal sebagai Lemegeton. Diambil dari judul sebuah buku
sihir yang terkenal.
Patung – patung itu, merupakan model
dari tujuh puluh dua Demons of Solomon, dan terbuat dari logam sihir yang
langka. Alasan mengapa hanya terdapat enam puluh tujuh patung dan bukannya
tujuh puluh dua adalah karena penciptanya jatuh sakit dan merasa lelah sehingga
harus berhenti di tengah jalan.
Kristal empat warna yang ada di langit –
langit itu juga sebenarnya adalah seekor monster. Jika ada musuh yang memasuki
tempat ini, dia akan memanggil sihir elemental tingkat tinggi yang terdiri dari
bumi, air, api dan tanah lalu memborbardir para penyusup itu dengan sihir
serangan tipe area.
Jika semuanya dikombinasikan, hal itu
dapat dengan mudah menghancurkan dua full party, atau 12 pemain level 100.
Memang, ruangan ini adalah garis
pertahanan terakhir yang melindungi jantung Nazarick.
Momonga berjalan melewati Lemegeton
bersama para pelayannya dan tiba di depan sebuah gerbang besar di sisi lain.
Dengan tinggi lebih dari lima meter,
pada pintu ganda ini terukir cermat seorang dewi di panel sebelah kiri dan
seorang devil di panel sebelah kanan. Ukiran itu begitu jelas seakan membuatmu
merasa mereka akan melompat keluar dan mulai menyerang.
Meskipun tampak seperti mereka bisa
bergerak, Momonga tahu jika hal itu tak akan terjadi.
—-Jika mereka bisa sampai di titik ini,
mari kita berikan para pahlawan itu sambutan hangat. Ada banyak pemain yang
mengatakan jika kita jahat dan sebagainya, jadi mengapa kita tidak menunggu
mereka dengan anggun di dalam layaknya seorang bos terakhir?
Hal ini terjadi karena proposal itu
telah disetujui oleh suara mayoritas. Dan yang mengusulkannya adalah…
“Urbet-san…..”
Di antara semua anggota guild, Urbet
Alain Odle adalah orang yang paling terpaku terhadap kata “jahat”.
“Well, selama ini dia memang menderita
Chuunibiyou……”
Melihat sekeliling lorong tersebut,
semuanya terlihat jelas oleh Momonga.
“……Patung – patung itu tidak akan
menyerangku kan?”
Kata – katanya penuh akan kekhawatiran
dan dia benar – benar merasa cemas.
Bahkan Momonga sendiri tidak sepenuhnya
mengetahui apa saja yang berada di dalam labirin ini. Tak akan mengejutkan jika
beberapa anggota guild meninggalkan sesuatu yang aneh sebagai hadiah pensiun
mereka. Seseorang yang mendesain pintu ini merupakan orang yang seperti itu.
Pernah satu kali mereka mengaktifkan
golem kuat yang dibuat oleh orang itu, dan golem itu akhirnya berubah menjadi
seorang AI pertarung dan menyerang apapun di sekelilingnya. Meskipun dia bilang
itu adalah sebuah eror, Momonga yakin jika dia sengaja melakukannya.
“Luci?Fer-san, jika sesuatu seperti itu
terjadi hari ini, dari semua hari, aku akan benar – benar marah padamu….”
Momonga dengan hati – hati menyentuh
pintu— tapi kekhawatirannya tak terjadi. Sesuai dengan kemegahannya, pintu itu
perlahan terbuka secara otomatis.
Atmosfernya tiba – tiba berubah.
Suasana yang sampai sekarang menyerupai
sebuah kuil yang dipenuhi ketenangan dan kekhidmatan, tapi apa yang ada di
depannya melebihi itu semua. Hal ini seakan perubahan suasana itu telah
mempengaruhi dirinya.
Interior yang sangat besar, sebuah
ruangan luas yang bahkan mampu menampung ratusan orang di dalamnya, langit –
langitnya sangat tinggi sehingga membuatmu harus mendongak penuh hanya untuk
melihatnya. Dinding berwarna putih, yang dihiasi berbagai hiasan emas.
Tergantung di atas langit – langit, barisan kandelar mewah yang terbuat dari
permata berwarna pelangi memberikan kilauan fantasi. Dari langit – langit
sampai ke lantai, total empat puluh satu spanduk raksasa dengan pola yang
berbeda menghiasi dinding.
Terdapat sepuluh anak tangga di daerah
terdalam dari ruangan, dilapisi emas dan perak, dan di atasnya berdiri sebuah
singgasana megah yang tampak seolah – olah dipotong dari sebuah kristal
raksasa. Pada dinding di belakangnya terdapat sebuah spanduk besar berwarna
merah gelap dengan lambang guild di dalamnya.
Ini adalah tempat terdalam dan
terpenting dari “Great Underground Tomb of Nazarick” — Ruangan Singgasana.
“Ooh……”
Bahkan Momonga berdecak kagum akan
besarnya ruangan ini. Dia yakin jika dilihat dari skalanya tempat ini menduduki
peringkat pertama atau paling tidak peringkat kedua di Yggdrasil.
Ruangan ini adalah tempat sempurna untuk
menghadapi saat – saat terakhir.
Momonga melangkah ke dalam, saking
besarnya dia merasa jika ruangan ini akan menelan setiap langkah kaki yang dia
keluarkan, lalu pandangan matanya melihat NPC wanita yang berdiri di samping
kursi singgasana.
Mengenakan gaun putih murni, wajahnya
sangat cantik bagaikan seorang dewi. Kontras dengan pakaiannya dia mempunyai
rambut hitam pekat berkilauan yang mengalir sampai ke pinggulnya.
Meskipun iris vertical berwarna emasnya
memberikan kesan yang aneh, dia tetaplah perwujudan dari kesempurnaan. Di kiri
dan kanan pelipisnya terdapat dua tanduk tebal yang melengkung, lalu di
pinggangnya terdapat sayap malaikat jatuh berwarna hitam. Mungkin karena
bayangan dari tanduknya, senyum cantik dewi itu tampak seperti sebuah topeng yang
menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya.
Dia memakai sebuah kalung emas berbentuk
jaring laba – laba yang menutupi pundak dan dadanya. Pada sepasang sarung
tangan yang terbuat dari sutra, tangan rampingnya memegang sebuah benda aneh
seperti tongkat. Mempunyai panjang 45 cm, di ujungnya, terdapat sebuah bola
hitam yang mengambang di udara.
.
Momonga belum melupakannya.
Namanya adalah Albedo, Pemimpin dari
semua Penjaga Lantai yang menjaga “Great Underground Tomb of Nazarick”. Dia
adalah NPC yang mengawasi Ke-Tujuh Penjaga Lantai, dan hal ini berarti dia
mempunyai peringkat tertinggi di atas semua NPC yang ada di “Great Underground
Tomb of Nazarick”. Karena alasan ini pula dia diizinkan untuk berdiri di ruang
singgasana.
Momonga melihat ke arah Albedo dengan
pandangan tajam dan bergumam:
“Aku tahu dia sudah mempunyai sebuah
World class item sebelumnya, tapi bagaimana dia bisa memiliki dua sekarang?”
Di dalam Yggdrasil, hanya terdapat 200
World class item.
Masing – masing dari mereka memiliki
kemampuan unik tersendiri, dan beberapa diantaranya sangat kuat hingga bisa
menghancurkan keseimbangan game. Tentu saja, tidak semua World class item
mempunyai kemampuan tersebut.
Meskipun begitu, jika seorang pemain
berhasil mendapatkan sebuah World class item, reputasinya di Yggdrasil akan
melompat ke level tertinggi.
Ainz Ooal Gown memiliki sebelas item
kelas ini, dan itu juga membuat mereka menjadi guild yang memiliki item paling
legendaris. Dibandingkan guild lainnya terdapat sedikit kesenjangan, karena
guild lain setelah mereka hanya memiliki tiga.
Dengan persetujuan anggota guildnya,
Momonga bisa memiliki salah satu dari ultimate item tersebut. Sisanya tersebar
di dalam Nazarick, kebanyakan dari mereka tertidur jauh di dalam ruangan harta
di bawah perlindungan avatar – avatar.
Hanya terdapat satu penjelasan mengapa
Albedo bisa memegang harta rahasia itu tanpa Momonga ketahui. Item itu telah
diberikan oleh anggota guild yang menciptakannya.
Ainz Ooal Gown adalah sebuah guild yang
mementingkan suara mayoritas. Dilarang bagi satu orang untuk memberikan item
berharga yang telah dikumpulkan semua anggota kepada orang yang diinginkannya.
Seiring dengan sedikit ketidaksenangan,
Momonga berpikir untuk mengambilnya kembali.
Tapi hari ini adalah hari terakhir, dan
setelah memperhitungkan jika Albedo selalu dianggap berharga oleh teman –
temannya, dia memutuskan untuk menghiraukan masalah ini.
“Berhenti di sana.”
Setelah tiba di tangga yang menuju
singgasana, Momonga dengan tegas memerintahkan Sebastian dan para Pleiades
untuk berhenti mengikutinya.
Begitu mulai naik beberapa langkah, dia
menyadari beberapa langkah masih tetap mengikuti di belakangnya. Momonga tak
bisa melakukan apapun kecuali tersenyum masam— tentu saja, ekspresi pada
tengkoraknya tidak berubah sama sekali.
NPCs tidak mengerti perintah apapun di
luar program mereka. Kamu harus menggunakan kata yang spesifik untuk membuat
mereka menerima perintah. Lupa akan hal ini, Momonga sadar jika dia tidak
pernah lagi memerintahkan NPC dalam waktu yang lama.
Setelah anggota guildnya pergi, Momonga
berburu sendiri dan mengumpulkan dana untuk mempertahankan Nazarick. Dia tidak
membangun persahabatan dengan pemain lain, dan mengabaikan mereka. Dia juga
menghindari area berbahaya yang dulu sering dilalui anggota guild.
Hari demi hari, dia terus mengumpulkan
uang dan memasukkannya ke dalam peti harta sampai dia log out. Hampir tak ada
kontak dengan NPC sama sekali.
“— Standby.”
Langkah kaki itu berhenti.
Setelah Momonga memberikan perintah yang
benar, dia menaiki tangga terakhir di depan singgasana.
Momonga menatap Albedo yang berdiri di
sampingnya. Dia jarang mengunjungi ruangan ini di masa lalu, karenanya dia
tidak pernah memberikan perhatian khusus kepada NPC ini sebelumnya.
“Aku penasaran pengaturan macam apa yang
dia punya.”
Satu – satunya hal yang Momonga ingat
tentang Albedo adalah perannya sebagai pemimpin Para Penjaga Lantai dan dia
adalah NPC peringkat tertinggi di “Great Underground Tomb of Nazarick”.
Dipenuhi rasa penasaran, Momonga
mengoperasikan konsolnya dan meneliti pengaturan detail Albedo.
Kumpulan barisan teks membanjiri
penglihatannya. Panjangnya setara dengan sebuah sajak kepahlawanan. Tampaknya
jika membaca ini semua, tanpa sadar akan membawanya melewati waktu penutupan
server.
Dengan perasaan jika dirinya telah
menginjak sebuah ranjau, wajah tak bergerak Momonga mulai bergetar.
Jauh di dalam hatinya, dia ingin
melupakan jika seseorang yang mendesain Albedo adalah seseorang yang sangat
teliti.
Tapi karena sudah terlanjur membacanya,
dia memutuskan untuk melihatnya sampai akhir. Tanpa memperhatikan konten yang
sebenarnya, dia menelusuri kumpulan teks itu dalam sekejab.
Sehabis melewati semua teks panjang,
Momonga akhirnya sampai ke bagian terakhir dari pengaturannya. Tapi setelah
membaca apa yang tertulis, otaknya tiba – tiba berhenti berpikir.
[Dia juga seorang nympho.]
Dia kehilangan kata – kata.
“… Huh? Apa – apaan ini?!”
Momonga hanya bisa berteriak. Merasa
ragu, dia kembali membacanya beberapa kali, tapi kalimat yang sama tetap
tertulis di sana. Bahkan setelah beberapa saat merenungkan hal ini, dia tidak
bisa memikirkan penafsiran lainnya.
“Seorang nympho… Berarti dia memiliki
hasrat seksual yang berlebihan?”
Masing – masing dari ke-empat puluh satu
anggota guild bertanggung jawab setidaknya mengatur satu NPC..
Apakah mungkin salah satu dari mereka
memutuskan membuat pengaturan seperti itu pada NPC mereka sendiri? Momonga
bingung. Mungkin dia akan mengetahui maksud yang lain jika dia membaca
keseluruhan teks dengan seksama.
Tapi diantara anggota guildnya, memang
terdapat orang – orang yang akan datang dengan pengaturan – pengaturan yang
aneh. Salah satunya adalah ‘Tabula Smaragdina’, pencipta dari Albedo.
“Ah, dia memang tergila – gila akan
karakter yang bertolak belakang bukan? Tapi meskipun begitu…..”
—Tapi meskipun begitu, bukankah ini
terlalu berlebihan?
Setiap NPC yang dibuat oleh guild
merupakan bagian dari warisan guild. Momonga merasa kecewa tentang Albedo,
seorang NPC peringkat tertinggi, namun memiliki pengaturan seperti itu.
“Hmm…”
Apakah tidak apa – apa baginya untuk
memodifikasi NPC yang telah anggota guild lainnya ciptakan? Setelah memberikan
beberapa pemikiran, Momonga akhirnya mengambil keputusan.
“Mari merubahnya.”
Saat ini dia memiliki senjata guild di
tangannya, dia benar – benar seorang guildmaster. Seharusnya tak menjadi
masalah baginya untuk menggunakan hak istimewanya. Keragu – raguan Momonga
lenyap dengan logika tak masuk akalnya jika dia harus memperbaiki kesalahan
dari anggota guildnya.
Momonga mengulurkan tangan yang memegang
staff. Normalnya dia harus menggunakan alat editing untuk merubah sebuah
pengaturan, tapi karena saat ini dia menggunakan hak guildmasternya, dia bisa
mengakses pengaturan secara langsung. Mengoperasikan konsolnya, dan menghapus
kalimat itu dengan segera.
“Itu lebih baik untuk saat ini.”
Ketika melihat ruang kosong pada
pengaturan Albedo, Momonga berpikir sejenak.
— Mungkin aku harus memasukkan sesuatu
ke dalamnya…
“Tidak, itu hanyalah pemikiran konyol.”
Menertawakan ide yang tiba – tiba muncul
di kepalanya, dia mengetik menggunakan konsol keypad. Apa yang ditulisnya
hanyalah satu kalimat:
[Dia juga jatuh cinta pada Momonga.]
“Wow, ini sangat memalukan.”
Menyembunyikan wajahnya dengan tangan,
Momonga merasa sangat malu terhadap tindakannya. Rasanya seperti sedang
memprogram pacar idealnya lengkap dengan sebuah plot cinta. Meskipun dia ingin
kembali mengubahnya, dia memutuskan untuk membiarkan hal itu. Hari ini game
akan berakhir dan perasaan malu itu juga akan ikut menghilang. Pada akhirnya,
bagian yang dia hapus dan tambahkan mempunyai panjang yang sama. Jika dia
membiarkan beberapa bagian kosong, Momonga akan merasa bersalah tentang hal
itu.
Duduk di atas singgasana, ditemani
perasaan malu dan sedikit puas, Momonga melihat sekeliling ruangan dan
menyadari jika Sebastian dan para maid berdiri tak bergerak. Meskipun mereka
berada di tempat yang sama, hal ini masih terasa sedikit sepi.
—Aku pikir perintahnya adalah seperti
ini.
Momonga mengingat perintah yang pernah
dia gunakan di masa lalu. Dia mengulurkan tangannya dan perlahan bergerak ke
bawah.
“Berlututlah.”
Albedo, Sebastian dan Para Pleiades
berlutut bersamaan.
Semuanya sudah diatur.
Momonga mengangkat tangan kirinya dan
melihat jam hologram.
23:55:48
Tepat waktu untuk saat – saat terakhir.
Mungkin GM sudah mulai penyiaran dan
menembakkan kembang api di luar sana. Tapi duduk di dalam sini untuk mengenang,
benar – benar terisolasi dari dunia luar, Momonga tidak memiliki cara untuk
mengetahuinya.
Momonga bersandar pada singgasana dan
perlahan melihat ke atas langit – langit.
Mengingat ini adalah basis legendaris
yang telah menghancurkan kekuatan ekspedisi besar di masa lalu, Momonga
berpikir mungkin akan ada beberapa pemain yang ingin mencoba menyerang Nazarick
di hari terakhir.
Dia sedang menunggu. Untuk menerima
tantangan terakhir sebagai guildmaster.
Walaupun dia telah mengirim email kepada
teman – teman lamanya, hampir tak ada satu pun yang datang.
Dia sedang menunggu. Menyambut teman –
temannya untuk terakhir kalinya sebagai guildmaster.
Namun sekarang kita hanyalah peninggalan
di masa lalu…
Momonga berpikir dalam hati.
Guild ini sekarang seperti cangkang yang
kosong, tapi dia tetap memiliki waktu – waktu yang menyenangkan selama ini.
Matanya menatap spanduk besar yang
tergantung di dekat langit – langit. Totalnya berjumlah empat puluh satu. Satu
spanduk untuk setiap anggota guild, masing – masing memiliki desain tersendiri.
Momonga mengangkat jari tanpa dagingnya dan menunjuk salah satu spanduk.
“Aku.”
Lalu dia menggerakkan jarinya ke arah
spanduk di sebelahnya. Yang itu milik salah satu pemain terkuat di Ainz—, tidak
salah satu pemain terkuat di Yggdrasil. Pendiri guild yang juga menjadi bagian
dari “First Nine”.
“Touch Me.”
Selanjutnya dia menunjuk spanduk dari
seorang professor di dunia nyata, dan juga pemain tertua di Ainz Ooal Gown.
“Shi-juuten Suzaku.”
Jarinya bergerak cepat dan lebih cepat,
menunjuk salah satu dari tiga anggota perempuan di Ainz Ooal Gown.
“Azuki Mochi.”
Momonga dengan lancar menyebutkan nama
dari setiap pemilik spanduk.
“Meromero, Perorontino, Simmering
Teapot, Tabula Smaragdina, Takemikazuchi, Variable Talisman, Genjiro—”
Mengingat ke-empat puluh temannya
bukanlah hal yang sulit bagi Momonga.
Nama – nama dari sahabatnya masih
tercetak jelas di benaknya.
Momonga dengan lelah kembali bersandar
pada singgasana.
“Yeah, itu benar – benar menyenangkan …”
Di atas biaya bulanan, Momonga
menghabiskan hampir sepertiga gaji bulanannya untuk pembelian tunai. Ini tidak
seperti penghasilannya sangatlah tinggi, hanya saja dia tidak memiliki
keperluan lain, jadi sebagian besar uangnya dihabiskan untuk Yggdrasil.
Game ini mempunyai sistem dimana pemain
yang dapat membayar biaya untuk berpartisipasi dalam lotre bisa memenangkan
sebuah item langka, dan Momonga menghabiskan sebagian besar uangnya untuk itu.
Setelah mengeluarkan banyak uang, dia bisa mendapatkan berbagai macam item
langka. Tapi setelah mendengar salah satu anggota guildnya bisa menang lotre
hanya dengan menggunakan uang makan siangnya saja, Momonga dipenuhi rasa iri.
Karena setiap anggota dari Ainz Ooal
Gown adalah seseorang yang aktif dalam komunitas, semuanya telah menghabiskan banyak
uang untuk pembelian tunai, tapi Momonga berada di tingkatan yang berbeda.
Dia sangat kecanduan pada Yggdrasil.
Pergi berpetualang memang sangat menarik, namun berkeliaran bebas bersama teman
– temannya jauh lebih menyenangkan lagi.
Bagi Momonga yang tidak mempunyai tempat
ataupun keluarga yang tersisa di dunia nyata, hanya kenangan yang dia habiskan
bersama teman – temannya di Ainz Ooal Gown yang dia punya.
Hari ini, guild itu akan menghilang.
Dengan hati yang dipenuhi rasa cemas dan
penyesalan, dia mengepalkan tangannya yang memegang staff. Momonga hanyalah
manusia normal, dia tidak memiliki kekuatan finansial ataupun koneksi yang
dapat merubah fakta ini. Dia hanya bisa menunggu dalam diam sampai semua pemain
dikeluarkan dari server.
Jam hologram menunjukkan pukul 23:57.
Dan server akan ditutup pukul 0:00.
Waktu hampir habis, dunia virtual ini
akan berakhir dan aku akan kembali ke kehidupan sehari – hariku.
Hal ini sudah jelas. Manusia tidak bisa
hidup di dunia maya, sehingga semua orang harus meninggalkannya cepat atau
lambat.
Besok aku harus bangun jam 4 pagi. Aku
harus pergi tidur secepatnya setelah server ditutup, sehingga hal itu tak
menggangu pekerjaanku besok.
23:59:35,
36,
37…
Momonga pelahan menghitung detik.
23:59:48,
49,
50…
Momonga menutup matanya.
23:59:58,
59—
Dengan menghitung detik – detik yang
tersisa, dia menunggu akhir dari dunia virtual ini—
Dan akhirnya dipaksa logout—
0:00:00…
0:00:01,
0:00:02,
0:00:03…
“…Huh?”
Momonga membuka matanya.
Dia tidak kembali ke kamarnya. Dia masih
duduk di Ruangan Singgasana di Yggdrasil.
“Apa yang terjadi?”
Waktunya sudah benar. Saat ini dia
seharusnya dipaksa log out karena server ditutup.
0:00:38
Ini sudah melewati waktu yang diumumkan,
kecuali terdapat kesalahan sistem, tidak mungkin dia salah.
Momonga dengan bingung melihat
sekeliling, mencari penjelasan.
“Apakah mereka menunda penutupannya?
Atau mereka memutuskan untuk mengganti waktu penutupan karena mereka tidak bisa
mematikan server?”
Berbagai penjelasan datang ke dalam
pikirannya, tapi tidak satupun tampak sebagai jawaban yang benar.
Penjelasan yang paling masuk akal adalah
penutupan server ditunda karena ada kesalahan sistem.
Jika itu yang terjadi, GM seharusnya
sudah membuat pengumuman sekarang. Momonga buru – buru mencari berita di chat
channel—— tapi dia tiba – tiba berhenti.
Tak ada konsol yang muncul.
“Apa yang…?”
Meskipun Momonga merasa cemas dan
bingung, dia juga sedikit terkejut dengan ketenangannya dalam menghadapi
keadaan ini. Dia mencoba semua fungsi yang ada di game: Forced System Access,
Chat, Pemanggilan GM, Log Out dan sebagainya—
Tak ada satupun yang bekerja, rasanya
seolah – olah dia sepenuhnya dihapus dari sistem.
“…APA YANG TERJADI DI SINI?!”
Teriakan marahnya menggema di ruangan
itu kemudian memudar.
Untuk hal – hal seperti ini terjadi di
hari terakhir, ketika semua seharusnya berakhir… Apakah para developer
sebenarnya menipu semua orang?
Suara Momonga dipenuhi kemarahan dan dia
merasa frustasi karena tidak bisa bertemu akhir yang mulia.
Biasanya, seharusnya tidak ada yang
menanggapi kemarahannya.
Namun…
“Apakah semuanya baik – baik saja,
Momonga-sama?”
Ini adalah pertama kalinya bagi Momonga
mendengar suara manis itu.
Meskipun terkejut, Momonga mulai mencari
sumber dari suara itu. Ketika telah menemukannya, dia kehilangan kata – kata.
Tanggapan itu datang dari seorang NPC—
Itu adalah Albedo.
Komentar
Posting Komentar